FDGBI Dorong Dosen Potensial Agar Tak Terjebak Kelola Administrasi

Jakarta:  Forum Dewan Guru Besar Indonesia (FDGBI) menyampaikan sejumlah rekomendasi yang menjadi bagian dari upaya menyelesaikan tantangan kompleks yang dihadapi perguruan tinggi saat ini. Salah satunya adalah menghilangkan stigma menara gading, dan menegaskan peran sebagai “menara air” yang menjadi inspirasi dan solusi dalam menghadapi tantangan kekinian.
Ketua Dewan Profesor Unpad yang telah dikukuhkan sebagai Ketua FDGBI Arief Anshory Yusuf  mengatakan bahwa tidak dapat dimungkiri, jika perguruan tinggi Indonesia dihadapkan pada tantangan yang kompleks. Tantangan ini mendorong perguruan tinggi menghasilkan paradigma dan orientasi baru.
Salah satunya adalah menghilangkan stigma menara gading, tetapi sebagai “menara air” yang menjadi inspirasi dan solusi dalam menghadapi tantangan baru tersebut.  Arief menjelaskan, dari tiga darma utama perguruan tinggi, forum menetapkan dua isu utama yang menjadi tantangan perguruan tinggi, yaitu tantangan riset dan pendidikan, serta relasi antara kampus, masyarakat, dan negara.

“Kita memilih dua isu ini karena memang masih banyak isunya yang belum terjawab dan sifatnya jangka panjang,” kata Arief dalam keterangannya, Kamis, 29 Juli 2021.
Berdasarkan hasil rekomendasi tersebut, FDGBI sudah merekomendasikan berbagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan dari dua isu tersebut. Untuk isu riset dan pendidikan, rekomendasi yang diajukan di antaranya pengoptimalan resource sharing antaruniversitas dalam hal riset, publikasi, dan penyelenggaraan program bersama.
Kemudian pengidentifikasian lebih banyak pusat unggulan, hingga pembinaan antarperguruan tinggi secara berjenjang.  Arief mengatakan, salah satu hal urgensi yang perlu dilakukan adalah mengupayakan para dosen yang potensial untuk tidak terjebak dalam pengelolaan administrasi.
“Ini seperti low hanging fruit, melakukannya tidak susah tetapi efeknya lumayan,” imbuhnya.
Sementara untuk isu relasi dan sinergi, forum mendorong para peneliti hingga guru besar di setiap universitas bisa saling bersinergi, sehingga diharapkan kualitas riset dan pembelajaran antar perguruan tinggi tidak terjadi lagi disparitas.
“Ini kenapa menjadi prioritas karena (kita) tidak bisa lagi menunggu. Tantangan datang dengan cepat,” pungkas Arief.

Sumber: medcom.id

Sumber: https://www.medcom.id/